Ads Top

Bahaya Demam Berdarah di Tengah Pandemi Corona

Baru baru ini dunia sedang dikejutkan dengan virus baru bernama Corona atau Covid-19. Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menular dari satu orang kesatu orang lainnya. Bahkan dalam hitungan hari banyak orang yang tertular virus ini dan bahkan bisa meninggal. Seluruh rumah sakit bersiaga dengan menggunakan baju APD sebagai pelindung dari virus corona ini.


Namun ditengah pandemic virus corona ini indoensia ternyata dalam intaian penyakit demam berdarah dengue. DBD masih punya peluang mengancam Indonesia karena kini memasuki masa musim pancaroba. Peringatan itu disampaikan oleh pemerintah ketika tengah mengumumkan data terkait virus corona. Diharapkan sikap waspada terhadap demam berdarah tak menimbulkan korban. Karena DBD selalu muncul pada masa pancaroba.

Pemerintah menghimbau masyarakat tetap mencegah demam berdarah dengan memberantas sarang nyamuk. Masyarakat punya cukup waktu untuk menjaga kebersihan rumah dimasa physical distancing karena pandemic corona. Harapan pemerintah adalah jangan sampai jatuh korban demam berdarah. Sebab Indonesia saat ini tengah berjuang mengani pandemi COVID-19.

Kita sebagai masyarakat harus tetap menjaga kebersihan setiap sudut rumah dari sarang nyamuk demam berdarah. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan gerakan 3M , yaitu menutup, menguras dan mengubur. Misalnya dengan gerakan 3M, menguras tempat tempat air, Menutup tempat penampungan air kemudian mengubur barang bekas.

Selain nyamuk sebagai perantara terdapat pula beberapa faktor eksternal yang berperan dalam penyebaran demam berdarah. Faktor suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan. Peningakatan curah hujan inilah terutama saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan dilaporkan berpengaruh terhadap peningkatan kasus penyakit DBD.

Termasuk juga membersihkan kemungkinan adanya sarang-sarang nyamuk dimana-mana. Memang penyakit DBD ini tidak dapat diabaikan. Diketahui penyakit DBD ini telah memakan korban disejumlah daerah dari lampung hingga Nusa Tenggara Timur atau NTT. Kementerian kesehatan mencatat 104 orang meninggal akibat DBD dari 17.820 kasus yang terjadi dari awal januari hingga rabu 11 Maret 2020.

Perjalanan penyakit demam berdarah terdiri dari tiga fase yaitu fase demam,fase kritis, serta fase penyembuhan. Fase demam terjadi pada 1-2 hari pertama sakit, dimana terjadi peningkatan demam yang tinggi. Fase kritis berlangsung menjelang akhir fase demam antara hari 3-7 hari. Fase ini terjadi puncak kebocoran plasma sehingga pasien dapat mengalami syok hipovolemik.

Maka dari itu kita harus tetap menjaga lingkungan dari tempat tempat yang akan menjadi sarang nyamuk. Langkah-langkah pencegahan demam berdarah juga perlu dilakukan seperti memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu, menutup rapat tempat penampungan air, menghentikan kebiasaan menggantung pakaiaan, menggunkan kelambu saat tidur, Anak usia 9-16 tahun divaksin dengue sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan dan melakukan daur ulang barang bekas yang dapat berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti.

Tetap jangan lupa menjaga kesehatan tubuh agar tidak terserang penyakit. Karena daya tahan tubuh yang lemah juga merupakan faktor resiko terkena demam berdarah. Banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi, cukup istirahat, segera mengonsumsi obat penurun panas jika sudah mulai mengalami suhu tinggi dari normalnya dan, menghindari mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Jadi stay safe tetap di rumahaja untuk membasmi pandemi corona dan penyakit demam berdarah.

sumber gambar : phys.org

No comments :

fajarsiagian. Powered by Blogger.